Rabu, 15 Januari 2014

Paragraf Yang Baik

PARAGRAP YANG BAIK DAN BENAR

A.  Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.
B. Persyaratan Paragraf yang Baik
1. Kepaduan Paragraf
Untuk mencapai kepaduan,langkah-langkah yang harus kita lakukan adalah kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu. Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung intra-kalimat dan kata penghubung antar-kalimat. Kata penghubung intra-kalimat ialah kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat, sedangkan kata penghubung antar-kalimat ialah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya. Contoh penghubung intra-kalimat yaitu karena ,sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika, maka, dll. Contoh kata penghubung antar-kalimat yakni oleh karena itu, jadi, kemudian, namun, selanjutnya,bahkan dan lain-lain.
2. Kesatuan Paragraf
Kesatuan ialah tiap paragraf  hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Terdapat ciri-ciri dalam membuat kalimat utama, yakni kalimat yang dibuat harus mengandung permasalahan yang berpotensi untuk diperinci atau diuraikan lebih lanjut. Adapun ciri-ciri yang lain yaitu kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata penghubung.
3. Kelengkapan Paragraf
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila didalamnya terdpat kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelas berupa rincian, keterangan, contooh, dll. Kelengkapan paragraf berhubungan dengan cara mengembangkan paragraf. Paragraf dapat dikembangkan dengan cara pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat, definisi, dll.


C. Pengembangan Paragraf
·         Cara  Pengembangan Paragraf
1.      Cara Pertentangan
Pengambangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapidan bertolak belakang dari.
Contoh:
“Teknologi ion negative: mesin pendingin udara dengan ion negative menggunakan ion oksigen yang dihasilkan dari pemecahan uap air (H2O). kadar oksigen yang dihasilkan dapat menyegarkan tubuh.Akan tetapi, produk ini masih terlalu rendah untuk mengurangi polusi udara dalam ruang.”
2.      Cara Perbandingan
Pengembangan paragraph dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan seperti serupa dengan, seperti halnya, demekian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan dan sementara itu.
Contoh:
“Sistem pemerintahan desentralisasi di Indonesia telah memboroskan uang negara secara signifikan. Seperti halnya rayap yang menggerogoti kayu, sistem ini telah memakan secara berangsur-angsur aset negara hingga negara itu secara perlahan-lahan dihancurkan. Berbeda dengan sistem terpusat, jumlah pengeluaran negara untuk kepentingan politik di sistem ini ternyata melebihi pengeluaran di bidang lain.”
3.      Cara Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan. Biasanya dilakukan dengan kiasan. Kata-kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
Contoh:
“Hidup itu ibarat air, jika kita terus memperhatikan air mengalir, kita tidak akan tahu air itu akan kemana. seperti halnya jika kita hidup tanpa arah dan tujuan.”
4.      Cara Contoh-contoh
Kata seperti, misalnya, contohnya dan lain-lain adalah ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan paragraph dengan contoh.
Contoh:
“Sistem pemerintahan desentralisasi di Indonesia telah memboroskan uang negara secara signifikan. Sebagai contoh, satu kali pemilu di tingkat kota diperlukan dana lebih dari 40 milyar. Jika di Indonesia ada 100 kabupaten/kota, berarti biaya pemilu akan mencapai 4000 milyar. Biaya ini belum memasukkan biaya pemilu di tingkat propinsi dan tingkat pusat.”
5.      Cara Sebab Akibat
Pengambangan paragraph dengan cara sebab akibat dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu, padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena.
Contoh:
“Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya pohon-pohon di hutan sebagai penyerab air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.”
6.      Cara Definisi
Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan cara definisi, kata adalahdigunakan jika sesuatu yang didefinisikan di awali dengan kata benda, yaitu digunakan jika sesuatu akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat.
Contoh:
”Apa itu biologi? Tentunya banyak orang yang sering bertanya-tanya mengenai cabang ilmu yang satu ini. Ilmu yang baru didapat mulai SLTP ini mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan makhluk hidup. Penggolongan organisme dalam biologi tidak sebatas apa yang diketahui orang awam selama ini. Kingdom-istilah untuk kelompok makhluk hidup terbagi atas virus, archaebacteria, eubacteria, protista, fungsi, platae dan animalia.”
7.      Cara Klasifikasi
Adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata yang biasa digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, danmengklasifikasikan.
Contoh:
“Berdasarkan letak garis edarnya, planet-planet terbagi menjadidua, yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam ialah planet-planet yang dekat dengan matahari, misalnya Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Sedangkan sisanya termasuk dalam kategori planet luar.”


8 langkah Menulis Cerpen untuk Pemula
Bagi Anda yang baru memulai ingin bisa menulis cerpen, barangkali panduan di bawah ini bermanfaat. Artikel sederhana ini hanya sebagai referensi, pengembangannya bisa dilakukan sesuai keinginan sendiri yang paling mudah dilakukan.
Cerpen merupakan sebuah cerita tertulis yang mengandung alur, plot, dan pesan dengan panjang umumnya kurang lebih 1000 kata atau 7000 huruf/karakter. Langkah-langkah menulis cerpen dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Menangkap ide
Langkah awal agar bisa menulis sebuah cerita adalah memiliki ide cerita. Ide cerita tidak harus yang rumit-rumit. Kejadian sehari-hari yang dilihat atau dialami bisa menjadi ide cerita. Ide ini dapat juga dijadikan judul cerita. Misalnya melihat seorang gadis sedang menyapu halaman. Itu bisa menjadi ide cerita sekaligus dapat dijadikan judul, “Gadis Penyapu Halaman”. Kalau judulnya dirasa kurang pas, bisa diganti dengan judul yang lain.

2. Menulis dengan gaya bahasa sendiri
Langkah selanjutnya adalah menuliskannya dengan gaya bahasa sendiri. Orang yang bisa baca tulis tentu bisa melakukannya. Ini yang kadang enggan dilakukan oleh pemula. Rasa pesimis sudah menghantui padahal belum mencoba. Bagaimana akan bisa jika mencoba pun tak dilakukan? Menulis dengan gaya bahasa sendiri berarti menulis dengan gaya yang biasa dilakukan. Berarti pula menulis sebisanya, ya sebisanya saja. Tak perlu dipaksakan dengan gaya bahasa yang mendayu ala Khahlil Gibran misalnya. Kalau bisanya cuma sepanjang 2000 karakter, itu bagus. Itu adalah proses menuju ke cerpen sepanjang 7000 karakter atau lebih. Kalau suka menulis narasi saja, itu bagus. Kalau menulis banyak dialognya, itu juga bagus. Semua bagus, yang penting menghasilkan tulisan.

3. Membuat paragraf pembuka
Tulisan yang digores pertama kali adalah paragraf pembuka. Membuat paragraf pembuka juga tidak perlu rumit-rumit. Namun demikian, yang perlu diperhatikan bahwa bagian ini adalah bagian yang penting sebagaimana judul cerpen. Ada yang mengibaratkan bagian ini seperti manekin (patung pajangan) yang dipasang di etalase sebuah toko. Hal itu berarti harus menarik, agar pembaca terpancing untuk terus membacanya.

4. Merangkai alur dan plot
Langkah selanjutnya adalah melanjutkan paragraf pembuka yang sudah ditulis. Merangkai kejadian demi kejadian. Dialog demi dialog. Narasi demi narasi. Alur dan plot akan terbentuk dengan sendirinya. Tuliskan saja apa yang ada di kepala dengan cara Anda sendiri, maka menulis pun menjadi lancar. Jika hanya berupa narasi dan deskripsi saja, itu bagus. Jika banyak dialognya juga bagus. Semua sah-sah saja. Jika baru mampu 2000 karakter, itu bagus. Harus dicoba menulis, menulis, dan menulis lagi. Lambat laun akan bisa mencapai 7000 karakter atau lebih.

5. Membuat paragraf penutup
Paragraf penutup juga hal yang sangat penting. Bagaimana sebuah cerita menjadi lengkap dipengaruhi oleh bagian ini. Jika bagian yang disebut ending ini bagus, maka cerpen pun bisa terdongkrak menjadi cerpen yang bagus. Bagian ini dapat ditulis dengan ending tertutup, ending terbuka, dan ending mengejutkan.

6. Mengendapkan tulisan
Setelah cerpen selesai ditulis, dapat diendapkan terlebih dulu. Waktunya bisa singkat, bisa lama. Tergantung penulisnya. Pengendapan ini bertujuan untuk memberi jeda sebelum diedit.

7. Mengedit tulisan
Cerpen yang telah diendapkan kemudian dibaca lagi. Hal itu untuk mengetahui kesalahan tanda baca, EYD, logika cerita, dan sebagainya. Lakukan pengeditan secukupnya. Setelah itu berarti tulisan siap disajikan.

8. Menulis lagi, belajar lagi, menulis lagi, demikian seterusnya
Setelah menulis satu cerpen, jangan cepat puas. Setelah ada yang menganggap cerpennya bagus, jangan cepat puas. Setelah cerpennya dimuat di media cetak, jangan cepat puas. Demikian seterusnya. Menulis lagi, belajar lagi, dan menulis lagi.

Demikian artikel sederhana mengenai delapan langkah menulis cerpen untuk pemula. Semoga bermanfaat. Selamat menulis cerpen!

Pengertian Karangan Dan Mengarang

Pengertian Mengarang dan Karangan

Mengarang berarti menyusun atau merangkai. makna kata merangkai mula-mula terbatas pada pekerjaan yang berhubungan dengan benda konkret. Sejalan dengan perkembangan zaman maka timbullah istilah merangkai kata,merangkai kalimat dan muncullah kegiatan mengarang ,dimana kegiatan ini membutuhkan daya imajinasi penulis dalam menuliskan karya atau tulisan yang akan dibuatnya. Sebenarnya kegiatan mengarang ini tidak harus tertulis. Seperti halnya berkomunikasi, kegiatan mengarang juga menggunakan bahasa sebagai mediumnya, misalnya dalam sebuah diskusi atau berpidato secara serta merta (impromtu) si pembicara sebetulnya “bekerja keras” memfokuskan diri sambil memikirkan susunan kata , pilihan kata, pada saat akan berbiacara.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan dan mengulas topik guna memperoleh hasil akhir berupa karangan.  Menurut pendapat Widyamartaya dan Sudiati (1997:77) , mengarang adalah “keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungk
mengungkapkan gagasan dan penyampaian melalui bahasa tertulis kepada pembaca.apkan gag
asan dan penyampaian melalui bahasa tertulis kepada pembaca.
Karangan merupakan hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu pokok bahasan. Dalam praktiknya karangan murni yang dapat berdiri sendiri sebagai karangan yang lengkap adalah narasi, eksposisi dan persuasi, sedangkan deskripsi dan argumentasi hanya sebagai pelengkap dari karangan lain. Dari keterangan diatas dapat kita ketahui bahwa ada tiga jenis karangan yang utuh berdiri sendiri yaitu narasi, eksposisi, dan persuasi. Pada umumnya, karangan ilmiah berbentuk argumentasi dengan bantuan deskripsi sebagai bantuan. Untuk itu seorang penulis perlu mengetahui ciri setiap jenis karangan.

Penggolongan Karangan Menurut Bobot Isinya
2.1  Karangan Ilmiah , Semilmiah , dan Nonilmiah
Karangan terbagi atas tiga jenis yaitu :
a)      Karangan ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi/pendapat yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis, dan sintetis-analitis.  Contoh: laporan, skripsi, tesis, dan disertasi .
b)      Karangan semiilmiah adalah tulisan yang berisi informasi faktual yang diungkapkan dengan bahasa semiformal , namun tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah. Contoh: artikel, editorial, opini , tips, reportase.
c)      Karangan nonilmiah adalah tulisan yang berisi informasi yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang tidak terikat pada aturan baku. Contoh: puisi, dongeng, cerpen, hikayat, roman dan naskah drama.

 2.2  Ciri Karangan Ilmiah dan Semiilmiah
             Ciri karangan ilmiah :
1.      Merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif) berarti penelitian yang faktanya sesuai dengan objek yang diteliti.
2.      Bersifat metodis dan sistematis. Maksudnya, pembahasan masalah menggunakan metode atau cara tertentu dengan langkah yang teratur (sistematis).
3.   Pembahasan tulisan ilmiah menggunakan laras ilmiah yang bersifat lugas agar tidak menimbulkan makna ganda (ambigu).

Dalam kegiatan mengarang ini penulis harus benar-benar berhati-hati menggunakan bahasa dalam penulisan, seperti yang dikatakan oleh seorang pakar penulisan ilmiah Jujun Suriasumantri (1986:58) bahwa penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yangb baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan predikat serta hubungan apa yang terkait antara subjek dan predikat kemungkinan besar akan merupakan informasi yang tidak jelas. 

Pakar lain Surakhmat (1979:1)  mengatakan bahwa “bahasa adalah medium terpenting di dalam karangan”.  Jadi, perlu kita sadari betapa pentingnya menguasai keterampilan berbahasa dalam mengarang.

Hubungan Makna

Hubungan Makna
Disini ada 8 hubungan makna yang berbeda, diantaranya :

1.      Sinonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan atau kemiripan makna.
Contoh:Siuman=sadar,datang=tiba=sampai

2.      Antonim adalah kata-kata yang memiliki makna berlawanan.
Contoh:besar-kecil,atas-bawah,siang-malam
Antonim dibedakan menjadi:
a.Antonim kembar :Putra-putri,dewa-dewi,pemuda-pemudi.
b.Antonim gradual :Panjang-pendek,tinggi-rendah,tua-muda.
c.Antonim relasional :Suami-istri,guru-murid,penjual-pembeli.
d.Antonim majemuk :Emas-perak,gelang-kalung,pintu-jendela,dan sebagainya
e.Antonim hierarkis :Jendral-kopral,kilometer-meter,dan sebagainya.

3.      Polisemi adalah suatu kata yang memiliki makna ganda.Namun demikian,diantara makna tersebut masih
terdapat hubungan makna:
Contoh :Anak saya sakit(keturunan)
Ia anak buahku(bawaan)
Hati-hati,anak tangga itu rapuh(bagian tangga yang di injak)

4.      Hiponim adalah suatu kata yang maknanya telah mencakup oleh kata yang lain.
      Hubungan makna kata satu dengan yang lain akan menghasilkan kata(superordinat dan subordinat)
      Pakaian Superordinat(hipernim)
      Baju Celana Kaos Subordinat(hiponim) 
      K o h i p o n i m

5.      Hipernim adalah suatu kata yang maknanya mencakup kata lain.
Contoh: Bunga
Melati Menur Mawar

6.      Homonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbada artinya.
Contoh :Bulan ini adikku menikah,malam ini bulan tidak bersinar

7.      Homofon adalah kata-kata yang memiliki bunyi yang sama tetapi ejaan dan artinya berbeda
Contoh :saya tidak sangsi lagi.
Yang melanggar akan mendapatkan sanksi.
Dilarang masuk dalam ladang perburuan.
Kita harus mentaati Undang-undang Perburuan.


8.      Homograf adalah kata-kata yang memiliki tulisan sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Contoh :Ia tidak tahu tentang masalah itu.
Nenekku suka makan tahu.

Catatan:Homonim sering dikacaukan dengan polisemi.Keduanya mempunyai perbedaan seperti sebagai berikut:

No Homonim No Polisemi

1. Berupa dua kata atau lebuh 1. Berasal dari satu kata
2. Tidak ada hubungan arti 2. Ada hubungan arti
3. Dipergunakan secara denotatif 3. Dipergunakan secara konotatif kecuali kata induk
4. Contoh: Bisa ular bisa mengakibatkan kematian 4. Contoh: Kepala kantor iu sedang sakit kepala

Jenis-Jenis Karangan

JENIS-JENIS KARANGAN
Karangan berdasarkan tujuannya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yakni:
1. DESKRIPSI
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sentivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut (Semi, 2003:41)
Deskripsi bertujuan menyampaikan sesuatu hal dalam urutan atau rangka ruang dengan maksud untuk menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca segala sesuatu yang dilihat, didengar, dicecap, diraba, atau dicium oleh pengarang. (Widyamartaya, 1992:9-10)
Menurut Semi (2003:41), deskripsi ini merupakan ekposisis juga, sehingga ciri umum yang dimiliki oleh ekposisi pada dasarnya dimiliki pula oleh deskripsi. Lebih lanjut, Semi (2003:41) mengatakan bahwa ciri-ciri deskripsi yang sekaligus sebagai pembeda dengan ekposisi adalah sebagai berikut.

1.      Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek.
2.      Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca.
3.      Deskripsi disampaikan dengan gaya yang nikmat dengan pilihan kata yang menggugah; sedangkan ekposisi gayanya lebih lugas.
4.      Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar dilihat, dan dirasakan sehingga objeknya pada umumnya berupa benda, alam, warna, dan manusia.
5.      Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang (spartial order)

Jenis Karangan Deskripsi
Secara garis besar ada 2 macam bentuk karangan deskripsi:
1.      Deskripsi Ekspositori
Merupakan karangan yang sangat logis, biasanya merupakan daftar rincian atau halyang penting-penting saja yang disusun menurut sistem dan urutan-urutan logis obJek yang diamati.
2. Deskripsi Impresionatis
Merupakan karangan yang menggambarkan impresi penulisnya, atau untuk menetralisir pembacanya. Deskripsi impresionistis ini lebih menekankan impresi atau kesan penulisnya ketika melakukan observasi atau ketika melakukan impresi tersebut.
 2. NARASI
Narasi merupakan karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur.
Jenis-jenis narasi
a. Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
b. Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.
c. Narasi objektif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
d. Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis. Ciri-ciri karangan narasi menurut Atar Semi (2003:31) adalah sebagaiu berikut:
-          Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
-          Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
-          Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
-          Memiliki nilai estetika.
-          Menekankan susunan secara kronologis
3. EKSPOSISI
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Menurut A. Chaedar Alwasilah dan Semmy Suzanna Alwasilah (2005:111) Dalam Pokoknya Menulis eksposisi merupakan tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Penulis berniat untuk memberi informasi atau memberi petunjuk kepada pembaca. Di sini eksposisi mengandalkan strategi pengembangan alinea seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab akibat, klasifiksasi, definisi, analisis, komperasi dan kontras.
Menurut Aceng Hasani (2005: 30) dalam buku Ikhwal Menulis juga mendefinisikan bahwa eksposisi merupakan bentuk tulisan yang sering digunakan dalam menyampaikan uraian ilmiah dan tidak berusaha mempengaruhi pendapat pembaca. Melalui eksposisi pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis, setiap pembaca boleh menolak dan menerima apa yang dikemukakan oleh penulis.
Topik yang diangkat berdasarkan data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat historis tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu peristiwa terjadi, dan sebagainya dengan kata lain, penafsiran objektif suatu topik di dukung oleh seperangkat fakta.
Menurut Aceng Hasani (2005:31) ciri-ciri karangan eksposisi sebagai berikut :
1. Penjelasannya bersifat informatif
2. Pembahasan masalahnya bersifat objektif
3. Penjelasannya disertakan dengan bukti-bukti yang konkret (tidak mengada-ada)
4. Pembahasannya bersifat logis atau sesuai dengan penalaran
Berdasarkan cara atau metode penguraiannya, karangan eksposisi dapat dibedakan ke dalam beberapa karangan eksposisi. Ada beberapa jenis pengembangan dalam paragraf eksposisi;
1. eksposisi definisi
2. eksposisi proses
3. eksposisi klasifikasi
4. eksposisi ilustrasi (contoh)
5. eksposisi perbandingan & pertentangan, dan
6. eksposisi laporan
4. ARGUMENTASI
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti.
Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Ciri Ciri pargaraf argumentasi merupakan tipe paragraf yang mengutarakan inspirasi, inspirasi, atau pendapat penulis dengan diikuti bukti serta fakta ( serius berjalan ).  tujuannya merupakan biar pembaca meyakini bahwa inspirasi, inspirasi, atau pendapat tersebut merupakan benar serta bisa di buktikan. itulah sedikit pengertian mengenai paragraf argumentasi semoga bermanfaat dan dapat dimengerti dengan baik.
Paragraf argumentasi memiliki dua pola pengembangan, yakni sebagaimana berikut :
·         sebab ke akibat, yakni tipe pola pengembangan paragraf argumentasi yang berawal dari moment yang dikira sebagai pemicu, selanjutnya menuju pada ikhtisar yang berbentuk dampak atau akibat yang disebabkan dari suatu kejadian.
·         akibat ke sebab, ialah paragraf ini di mulai dari menjelaskan satu persoalan yang dikira sebagai akibat selanjutnya bergerak menuju perihal yang dikira sebagai pemicu persoalan.


5.PERSUASI
        Karangan persuasi adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Pengarang mengharapkan adanya sikap motorik perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.